Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2023

Kawasan Kumuh dan Polusi Udara: Memahami Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Lingkungan

Kota Makassar sebagai pusat aktivitas di provinsi Sulawesi Selatan selalu mengalami peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Meskipun bukan merupakan kota dengan wilayah terluas, Kota Makassar memiliki jumlah penduduk paling besar. Fungsional Statistisi Muda Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan, Hilda menjelaskan bahwa mereka mencatat untuk tahun 2022 di Kota Makassar terdapat 8148 penduduk per kilometer per segi. “Sekitar 1 km per segi Kota Makassar  itu rasionya sekitar 8000 penduduk, perumpamaannya seperti itu” jelasnya. Meski sudah padat, Kota Makassar selalu mengalami peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. “Setiap tahun penduduk Makassar selalu bertambah tapi luas wilayahnya kan tetap. Jadi secara langsung itu mempengaruhi kepadatan penduduk di kota Makassar” tambahnya. Menyidik penyebab dari hal ini, Hilda menjelaskan bahwa hal itu berkaitan dengan Kota Makassar yang merupakan pusat ekonomi. “Untuk mencari ekonomi, mencari pendapatan yang lebih baik, m

Menilik Jauhnya Dampak Izin Ekspor Pasir Laut

Link video:    Youtube Pemerintah telah mengambil keputusan yang kontroversial dengan mengeluarkan izin ekspor pasir laut. Dalam waktu yang singkat, izin ekspor pasir laut telah menjadi pusat perdebatan sengit. Terdapat kesenjangan pandangan antara kepentingan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Mari kita eksplorasi lebih jauh mengenai kebijakan ini dan bagaimana implikasinya bagi lingkungan dan perekonomian kita.

Politik Identitas: Perdebatan Akan Efektivitasnya dalam Pemilu 2024

  Link video:  Youtube Semakin mendekati pemilihan umum 2024, politik identitas menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Indonesia. Pertanyaan muncul apakah penggunaan politik identitas masih akan efektif dalam mendulang suara secara signifikan atau hanya menjadi pemicu perpecahan di tengah masyarakat.

Politik Identitas: Perdebatan yang Mewarnai Tahap Menuju Pemilihan Presiden 2024

  Indonesia adalah negara dengan keragaman agama tinggi dengan prinsip-prinsip kebhinekaan yang harus dijaga. Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, politik identitas terus menjadi perbincangan hangat. Terlebih lagi menjelang pemilihan presiden yang akan digelar pada tahun 2024 mendatang. Politik identitas mengacu pada agenda, aksi, dan aktivitas politik yang berdasarkan pada identitas kelompok seperti ras, agama, etnisitas, gender, orientasi seksual, atau karakteristik sosial lain. Mereka yang mendukung politik identitas beranggapan bahwa kelompok-kelompok ini harus diperhitungkan secara khusus dalam proses pembuatan kebijakan agar kepentingan dan hak-hak mereka dapat terwakili dengan baik. Perdebatan tentang politik identitas mencapai puncaknya dalam konteks pemilihan umum. Hal ini dapat dilihat dari berbagai pernyataan dan tindakan tokoh-tokoh politik yang lebih menonjolkan identitas kelompoknya dalam upaya untuk memperoleh dukungan massa. Beberapa kalangan menganggap bah

Daun Mayana: Si Hijau Berkhasiat Penyedap Pa’piong

  Pa’piong, hidangan tradisional khas Toraja, Sulawesi Selatan merupakan menu daging babi yang diremas sebelum dimasukkan ke dalam bambu untuk dibakar. Meskipun banyak diminati, rumitnya proses pembuatan Pa’piong membuat menu ini tidak lumrah ditemui di warung-warung. Umumnya, Pa’piong hanya disajikan saat terdapat upacara adat masyarakat Toraja. Namun, jika ingin memakan menu ini di hari-hari biasa, terdapat satu warung di Kabupaten Toraja Utara yang menawarkan menu ini. Warung yang berdiri di pinggir jalan tersebut tak sulit ditemukan. Hanya perlu berjalan kaki selama empat menit jika kebetulan sedang bersantai di Alun-alun Kota Rantepao. Pada bagian depan warung terdapat spanduk biru cerah bertuliskan “ Warung Pong Buri’ ”. Warna yang tampak kontras dengan kayu coklat di bagian depan warung membuat spanduk tampak jelas meski dari kejauhan. Siang itu saat berkunjung setelah jam istirahat kantor, tampak beberapa pekerja yang melakukan aktivitas di bagian depan warung. Salah satu

Ke'te Kesu Kembali Dipadati Pengunjung

  Link video:  Youtube Naskah voice over: Ke'te kesu, tempat wisata di kabupaten toraja utara kembali dipadati pengunjung usai ditutup saat pandemi. Dalam sehari kete kesu bisa mendapat setidaknya 200 pengunjung mulai dari turis lokal hingga mancanegara. Saat hari libur seperti lebaran idul fitri dan natal, pengunjung bahkan dapat mencapai 2000 orang. Menjadi tempat wisata yang lekat dengan seni dan budayanya, alasan para pengunjung datang pun sangat bervariasi. Untuk masuk ke tempat wisata ini hanya perlu mengeluarkan uang sebesar 15.000 rupiah jika kamu adalah turis lokal. Sedangkan, untuk turis mancanegara perlu mengeluarkan uang sebesar 30.000 rupiah.

Upaya Penenun Toraja Bangkit dari Pandemi

  Link video:   Youtube Naskah voice over: Suku Toraja merupakan salah satu suku di Indonesia yang memiliki budaya menenun. Kainnya dapat kamu jumpai di pasar dan toko suvenir di Rantepao, ibu kota Toraja Utara. Namun, jika tertarik membeli kain tersebut langsung dari perajinnya, kamu bisa menyambangi Sa’dan To’barana.  Di era yang sudah modern ini, mereka masih menggunakan alat tradisional dan bahan alami dalam membuat kain tenun. Sebagai pusat pertenunan, tenun yang dibuat oleh para keluarga penenun di sini akan dibawa ke To'barana untuk dipasarkan. Kain tenun yang sudah diolah menjadi produk seperti baju atau celana pun beberapa di antaranya dijual satu set. Sebelum pandemi, objek wisata ini ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Namun, beginilah kondisi pusat pertenunan To'barana ketika para mahasiswa jurnalistik universitas hasanuddin berkunjung dalam rangka kuliah lapangan. Berakhirnya pandemi, tak membuat desa ini seketika ramai seperti sebelumnya. Penenu

Mempertanyakan Keberadaan Penenun di Pusat Tenun Khas Toraja, Sa’dan To’barana

  Sa’dan To’barana, salah satu kampung di Kabupaten Toraja Utara yang sebagian besar warganya aktif bertenun. Di era yang sudah modern dan serba instan, mereka masih menggunakan alat tradisional dan pewarnaan alami dalam membuat kain tenun. Keunikan tersebut membuat tempat ini populer dan berbagai informasi tentangnya dapat dengan mudah dicari di internet. Namun, saat berkunjung hanya ada toko-toko yang sepi tanpa penenun dan pengunjung. Setelah beberapa saat melewati gapura dengan tulisan Tongkonan Puang Ponglabba To’barana’ Sa’dan, mobil yang membawa mahasiswa jurnalistik dari Universitas Hasanuddin berhenti di depan sebuah toko. Ukurannya tidak terlalu besar. Namun, ruang di dalamnya tampak lenggang. Kain tenun dengan berbagai warna tertata rapi di depan dinding toko yang terbuat dari kayu. Tidak jauh dari kain-kain tersebut terdapat alat tenun tradisional berukuran besar yang masih digunakan untuk membuat kain tenun hingga saat ini. Sedangkan, di bagian tengah toko tergantung beb

Rumah Tapak Penanda Kemapanan

  Rumah sebagai kebutuhan primer merupakan sesuatu yang dibeli dengan penuh pertimbangan. Seiring perkembangan zaman, pertimbangan untuk memilih rumah tidak hanya terbatas pada rumah tapak. Hunian yang memanfaatkan lahan dengan konsep vertikal juga dapat menjadi pilihan masyarakat. Baik rumah tapak maupun hunian vertikal, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kendati demikian, tampaknya rumah tapak masih menjadi primadona bagi masyarakat dari berbagai macam kalangan ekonomi. Sebuah tren yang apabila terus berlanjut dapat menghantarkan pada berbagai masalah.  Berdasarkan riset pasar, rumah tapak menjadi pilihan utama khususnya untuk kalangan pekerja dan keluarga muda. Dilansir dari Rumah.com, Consumer Sentiment Survey H1 2022 mengungkap bahwa di antara responden yang mempertimbangkan untuk membeli hunian dalam waktu satu tahun ke depan, sebanyak 98% memilih hunian rumah tapak, dan hanya 2% yang menjadikan apartemen sebagai pilihan utama. Tingginya minat penduduk terh

Status Mahasiswa Dipertanyakan: Benarkah Mereka Adalah Agen Perubahan?

Menilik ke masa lalu, mahasiswa selalu hadir menjadi garda terdepan dalam torehan sejarah di Indonesia. Contohnya saja saat visi mahasiswa menurunkan Presiden Soeharto dari jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia terwujud pada tanggal 21 Mei 1928 di Gedung DPR. Dikenal sebagai kaum yang tidak minim ilmu pengetahuan, mahasiswa ‘tadinya’ dipandang punya peran besar dalam upaya pemajuan bangsa. “Masa depan berada di tangan generasi muda,” begitu narasi pada awalnya. Namun, kini dengungan mahasiswa sebagai agen perubahan kerap menjadi tanda tanya besar. Masyarakat penuh dengan ketidakyakinan menganggap mahasiswa sudah tidak layak menyandang gelar tersebut. Dari mana sebenarnya keraguan terhadap mahasiswa yang merupakan kaum intelektual ini bermula?. Korupsi, kemiskinan, tidak meratanya pendidikan, kriminalitas. Rumitnya problematika yang dihadapi oleh Indonesia pada berbagai bidang saat ini seharusnya mampu menjadi cambukan bagi mahasiswa untuk menghantarkan perubahan. Belajar di pe

Inner Beauty and Outer Beauty

  Link:  psycho.square

Fakta 'Bucin' dari Sisi Psikologis

  Link:  psycho.square

Kleptomania

  Link:  psycho.square

Perfeksionisme Baik vs Buruk

                                                                                 Link:  psycho.square

Pejuang Pelosok Ramaikan Ramadhan Bersama Masyarakat di Pelosok Bantaeng

Pejuang Pelosok ramaikan momentum ramadhan dengan rangkaian kegiatan Perayaan Ramadhan Bersama Anak Negeri (Peradaban) 2023 di Dusun Bonto’bune dan Babangen, Kabupaten Bantaeng sejak tanggal 5 hingga 9 April 2023. Kegiatan dimulai dengan pemeriksaan kesehatan untuk kurang lebih 60 warga yang bermukim di Dusun Bonto’bune dan Babangen.   “Pemeriksaan kesehatan dianggap urgen karena kami mendapat informasi bahwa pemeriksaan kesehatan di kedua dusun tersebut hanya berlangsung satu tahun sekali,” jelas Ketua Pejuang Pelosok, Sandrawali. Mengetahui terdapat pemeriksaan kesehatan, salah satu warga, Sumiati bahkan rela datang tiga jam lebih awal dari jadwal pemeriksaan untuk mendapatkan obat mual-mual dan sakit kepala. “Mudah-mudahan ke depannya selalu ada pemeriksaan kesehatan di sini. Kita senang sekali karena kalau kita mau keluar ke puskesmas biasanya nda ada waktu,” ucapnya.   Selanjutnya, Pejuang Pelosok juga membagikan parcel hari raya kepada 40 siswa-siswi dari SD Bontojunga yang juga

Komunitas Pejuang Pelosok Semarakkan Ramadan di Pelosok Bantaeng

Pejuang Pelosok semarakkan bulan puasa dengan menggelar Perayaan Ramadan Bersama Anak Negeri (Peradaban) 2023 di Dusun Bonto Bu’ne dan Babangen, Kabupaten Bantaeng. Kegiatan ini berlangsung selama lima hari sejak tanggal 5 hingga 9 April 2023. Saat relawan tiba di lokasi, Pejuang Pelosok bersama dr Irbah B. Sudarman langsung mengajak masyarakat melakukan pemeriksaan kesehatan kepada lebih 50 warga. Tak hanya itu, mereka juga mendapatkan obat gratis setelah pemeriksaan. Selama di lokasi, Pejuang Pelosok juga mengadakan perlombaan untuk anak-anak seperti cerdas cermat, mewarnai, dan memasukkan paku ke dalam botol hingga perlombaan untuk ibu-ibu yaitu membuat takjil. “Sebelum malam ramah tamah terdapat beberapa lomba. Nah, di malam ramah tamah inilah penyerahan hadiah, pengumuman hasil juara, sekaligus berpamitan untuk keluar dari sini meskipun kami masih akan kembali lagi nantinya,” jelas Koordinator Acara Peradaban 2023, Arya Anugra Noer. Arya Anugra Noer juga menuturkan bahwa antusiasm